Jurusan di Universitas Negeri Semarang ini mana yang paling menarik?

Rabu, 21 Maret 2012

Antropologi Kesehatan


RIWAYAT BIDAN SRI ARIATI

Ø  Ringkasan Riwayat Bidan Sri Ariati
Bidan Sri Ariati, mengabdi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat sejak tahun 1980. Bidan berdarah Jawa ini telah banyak melakukan perubahan demi kebaikan masyarakat Majene, bahkan hingga di masa pensiunnya saat ini. Awal masa tugasnya di Majene, bidan Sri Ariati menemui kendala perbedaan bahasa. Masyarakat Majene umumnya menggunakan bahasa Mandar sebagai bahasa ibu. Permasalahan bertambah lagi dengan banyaknya dukun bersalin atau yang biasa disebut ”sando”. Jumlah sando di Kabupaten Majene sebanyak 172 orang, sedang jumlah bidan hanya 95 orang. Di wilayah kerjanya sendiri terdapat 18 orang sando.

Selain menolong persalinan, para sando juga menganjurkan setiap ibu yang baru melahirkan untuk mengangkat air dari sumur ke rumah. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi turun-menurun di Kabupaten Majene. Hal ini cukup membahayakan, bahkan pernah ada kasus seorang ibu yang pingsan sehabis melakukan tradisi angkat air karena kelelahan karena ia juga harus menyusui bayi kembarnya. Banyak sekali permasalahan yang dialamai oleh Bidan Sri Ariati, perjuangan dan kerja keras Bidan Sri Ariati memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat majene khususnya.

Ø  Pendapat Dari Segi Antropologi
Melebur Adat Di Bumi Mandar, Setiap daerah ataupun bangsa tentunya mempunyai budaya yang beraneka ragam yang kadang rasional namun terkadang juga irasional. Kita berada di tengah budaya dimana kita harus bisa menempatkan diri kita di suatu keadaan budaya dimana kita tinggal. Contohnya seperti yang dialami oleh Bidan Sri Ariati, beliau merupakan bidan yang di tugaskan di sulawesi barat, padahal beliau berasal dari jawa. Tentunya budaya sangat berbeda dengan budaya jawa. Tetapi dengan berbagai cara dan keberanian niat untuk belajar demi merubah pola pandangan budaya masyarakat di daerah majene yang sudah merupakan tradisi tetapi dari segi kesehatan sangat merugikan. Dengan kesabaran dan ketekunan akhirnya bidan Ariati mulai belajar budaya majene sehingga dia bisa melebur dengan masyarakat majene. Yang berakibat kerja kerasnya tidak sia-sia. Saat ini bidan Sri Ariati bukan hanya seorang bidan, tetapi juga tokoh yang dihormati. Masyarakat di desanya memberinya julukan ”Daeng Sombere” yang berarti si peramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar