STRATIFIKASI SOSIAL
Masyarakat manusia terdiri dari
beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna
kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama
atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan
bahkan mungkin diperlukan. Semua manusia dilahirkan sama seperti yang selama
ini kita tahu, melalui pendapat para orang-orang bijak dan orang tua kita atau
bahkan orang terdekat kita. Pendapat demikian ternyata tidak lebih dari omong
kosong belaka yang selalu ditanamkan kepada setiap orang entah untuk apa mereka
selalu menanamkan hal ini kepada kita.
Dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari, kenyataan itu adalah ketidaksamaan. Beberapa pendapat
sosiologis mengatakan dalam semua
masyarakat dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnya saja dalam
dimensi ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah
dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam
kondisi yang jauh dari sejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnya kekuasaan:
sebagian orang mempunyai kekuasaan, sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau
tidak suka inilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yang hanya bisa
ditangkap oleh panca indera dan kemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggota
masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial.
Seringkali dalam pengalaman
sehari-hari kita melihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinya
mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi
dari pada status sebelumnya. Hal demikian disebut mobilitas sosial. Sistem
Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan
stratifikasi tertutup, contoh yang disebutkan diatas tadi merupakan contoh dari
stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosial dimungkinkan.
Suatu sistem stratifikasi dinamakan
tertutup manakala setiap anggota masyarakat tetap pada status yang sama dengan
orang tuanya, sedangkan dinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakat
menduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisa lebih tinggi atau lebih
rendah.
Mobilitas Sosial yang disebut tadi berarti perpindahan
status dalam stratifikasi sosial. Banyak sebab yang dapat memungkinkan individu
atau kelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaan misalnya adalah salah
satu faktor yang mungkin dapat meyebabkan perpindahan status ini. Masih banyak
sebab-sebab lain dalam mobilitas sosial ini, namun yang menjadi pertanyaan saya
adalah kondisi dan atas dasar apa individu maupun kelompok melakukan perpindahan
status ini? Tetapi biarlah pertanyaan ini tetap menjadi pertanyaan.
“ Historically four basic systems of stratification have existed in
human societies: slavery, caste, estates and class ”
Stratifikasi sosial digunakan untuk
menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Seperti yang telah
disebutkan diatas bahwa banyak dimensi dalam stratifikasi sosial akan tetapi
tidak semua dimensi akan ditulis dalam makalah ini mengingat keterbatasan
pengetahuan saya soal hal ini. Namun beberapa stratifikasi yang menurut saya
penting akan saya tuliskan
. Pertama, perbudakan seperti yang
kita tahu pada sistem seperti ini masyarakat di bagi menjadi dua pemilik budak
dan budak. Dimana seseorang atau kelompok orang dimiliki sebagai hak milik
seseorang. Namun hal ini sudah lama tidak berlaku lagi saat ini. Salah satu
penyebab adanyanya budak adalah perang. Dimana pihak yang kalah kemudian
dijadikan tawanan kerja paksa. Kedua, kasta hal ini berhubungan dengan
kepercayaan bansa India dimana mereka percaya terhadap reinkarnasi bahwa
manusia akan dilahirkan kembali, dan setiap orang wajib menjalani hidupnya
sesuai dengan kastanya, dan bagi mereka yang tidak menjalankan kewajiban sesuai
kastanya maka dalam kehidupan mendatang akan dilahirkan kembali didalam kasta
yang lebih rendah. Setiap orang dalam sistem kasta ini mendapatkan tingkatan
kastanya berdasarkan kasta keluarga mereka. Namun yang masih belum jelas disini
adalah atas dasar apa dan darimana keluarga mereka mendapatkan kedudukan dalam
kasta tersebut? Ketiga, Estates hal ini erat hubungannya dengan sistem
Feodal dimana kedudukan seseorang dinilai dari seberapa banyak dia memiliki
tanah. Tanah ini merupakan hadiah atau penghargaan untuk para raja-raja
bangsawaan atas dukungannya terhadap raja. Keempat, kelas ialah
pembagian masyarakat atas dasar kemampuan ekonomi yang tercermin dalam gaya
hidupnya.
Perubahan sosial yang dialami oleh
masyarakat sejak jaman perbudakan sampai revolusi industri hingga sekarang
secara mendasar dan menyeluruh telah memperlihatakan pembagian kerja dalam
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka diferensiasi sosial yang tidak hanya
berarti peningkatan perbedaan status secara horizontal maupun vertical. Hal ini
telah menarik para perintis sosiologi awal untuk memperhatikan diferensiasi
sosial, yang termasuk juga stratifikasi sosial. Perbedaan yang terlihat di
dalam masyarakat ternyata juga memiliki berbagai macam implikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Status yang diperoleh kemudian menjadi kunci akses
kesegala macam hak-hak istimewa dalam masyarakat yang pada dasarnya hak
istimewa tersebut merupakan hasil dari rampasan dan penguasaan secara paksa
oleh yang satu terhadap yang lainya, mendominasi dan didominasi, yang pada
akhirnya merupakan sumber dari ketidaksamaan di dalam masyarakat. Berbagai
macam argumentasi pun diajukan guna menjelaskan ketidaksamaan ini yang kemudian
berubah menjadi ketidakadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar