Pergeseran
Nilai di dalam
Masyarakat
Pergeseran
nilai-nilai budaya dalam masyarakat terjadi seiring pengaruh dari globalisasi
dan pengaruh budaya lain. Perkembangan cyber space, internet,
informasi elektronik dan digital, ditemui dalam kenyataan
sering terlepas dari sistim nilai dan budaya.
Perkembangan ini sangat cepat terkesan oleh generasi muda
yang cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru
yang merangsang. Suka atau tidak bila tidak disikapi
dengan kearifan dan kesadaran pembentengan umat, pasti
akan menampilkan benturan-benturan psikologis dan
sosiologis. Pada Era globalisasi telah terjadi perubahan perubahan cepat. Dunia menjadi transparan, terasa sempit, hubungan menjadi sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa batas.
Perubahan yang mendunia ini akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai budaya
tersebut. Perubahan tersebut meliputi perubahan yang arus globalisasi.
1.
Menggeser Pola Hidup Masyarakat.
Dari agraris
tradisional menjadi masyarakat industri modern. Dari kehidupan berasaskan
kebersamaan, kepada kehidupan individualis. Dari lamban menjadi serba cepat. Dari berasas nilai sosial menjadi konsumeris materialis.
Dari tata kehidupan tergantung dari alam ke kehidupan
menguasai alam. Dari kepemimpinan formal ke kepemimpinan kecakapan (professional).
2.
Pertumbuhan Ekonomi.
Globalisasi
bergerak kesana kemari. Tidak samata satu arah. Hala atau arahnya akan
menyangkut langsung kepentingan sosial pada masing-masing negara. Keberbagaian
atau keragaman yang berlaku selama ini berkesempatan untuk berubah bentuk
menjadi seragam dan serupa. Atau berlainan wadah serupa isi. Masing-masing
negara (bangsa, nation) akan berjuang memelihara kepentingannya sendiri-
sendiri. Kecenderungan sikap kurang memperhatikan nasib negara-negara lain akan
merupakan kewajaran saja. Kecenderungan ini berpeluan melahirkan kembali
"Social Darwinism", secara konseptual didalam persaingan bebas bentuk
apapun, yang kuat akan bisa bertahan dan yang lemah akan mati sendiri.
Perubahan-perubahan
tersebut otomatis menggeser nilai-nilai dalam masyarakat yang mengalami
perubahan-perubahan. Pergeseran-pergeseran nilai budaya adalah perubahan nilai
budaya dari nilai yang kurang baik menjadi baik ataupun sebaliknya. Salah astu
aspek yang bergeser dalam kehidupan masyarakat dewasa ini sistem nilai budaya
yang menjadi ciri khas dari suatu keluarga tertentu. Keluarga lebih banyak
dimasuki oleh budaya dari luar sehingga nilai budaya yang telah tertanam sejak
dahulu kala dan merupakan warisan leluhur hampir-hampir dilupakan oleh generasi
sekarang ini. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemajuan teknologi dan
pesatnya laju pembangunan yang membawa dampak perubahan dan pergeseran nilai di
masyarakat. Pergeseran
nilai dalam masyarakat kita perlu dilihat sebagai proses sosial. Artinya
sebagai proses, ia belumlah sebagai akhir dari tingkatan masyarakat. Masih ada
lanjutan tingkatan yang terus menjadi hingga sampai pada level terakhir.
Pergeseran ini
agar berjalan dengan baik, maka perlu pengawasan dari kita semua. Jangan sampai
budaya luhur yang telah ada menjadi kabur dan tidak up to date dengan
lingkungan kekinian. Pergeseran nilai selain bisa berakibat positif juga
negatif. Tergantung cara kita dalam melihat ruh pergeseran itu. Agar budaya massa
kita menjadikan pergeseran ini sebagai unsur konstruktif, maka perlu ada
penyadaran seluruh lapisan masyarakat. Penyadaran ini bisa dilakukan dalam
skala struktur sosial kita. Pada masyarakat
bali contohnya menurut widodo As dalam sambutan nya yang dibacakan gubernur
bali Dewa Made Brataha kala itu mengatakan kehidupan masyarakat Bali yang selama ini dikenal ramah, sopan, bersahaja dan
tidak mudah terprovokasi kini mengalami pergeseran nilai. "Tindakan
perbuatan yang mengarah anarkis dan emosional dalam memecahkan serta menghadapi
suatu persoalan dalam kehidupan bermasyarakat," Ia mengatakan,
kecenderungan yang bersifat kasuistis itu seyogyanya tidak patut terjadi dalam
lingkungan kehidupan masyarakat Bali . Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional,
kasus-kasus seperti itu akan cepat mencuat ke permukaan, baik di tingkat
nasional maupun ke penjuru dunia. Jika tindakan itu tidak dihentikan dari
sekarang dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap citra pariwisata Bali yang
telah memiliki konsep-konsep adiluhung," ujar Widodo AS.
Konsep
nilai yang luhur itu antara lain "menyama braya" yakni semangat
kebersamaan dan persaudaraan maupun konsep "tri hita karana" yakni
hubungan yang harmonis sesama manusia, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
"Konsep-konsep
luhur itu sudah saatnya dihayati kembali serta dilaksanakan dalam kehidupan
masyarakat Bali sehari-hari," harap Widodo
AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar