MENTALITAS
MASYARAKAT INDONESIA
DALAM
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN
(
Oleh : Moh. Solehatul Mustofa )

Ø Abstrak
Keberhasilan pembangunan
memerlukan persyaratan-persyaratan yang bersifat mental dari suatu masyarakat.
Dalam tulisan berikut akan dibahas bagaimana mentalitas masyarakat Indonesia
dilihat dari perspektif pembangunan tersebut.
Ø Pendahuluan
Mentalitas masyarakat Indonesia dalam
sejumlah kajian ahli dianggap memiliki beberapa kelemahan. Hal tersebut dapat
dilihat dari pandangan H.J. Boeke, Mochtar Lubis dan Koentjaraningrat.
Kelemahan tersebut pada intinya memiliki sikap mental yang tidak mendukung bagi
usaha-usaha pembangunan.
Pembangunan bagi suatu bangsa tidak hanya terkait dengan
aspek fisik tetapi juga mental dan spiritual. Persyaratan mental yang
diperlukan telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli antara lain Mc Clelland
dan Roger M. Keesing. Masyarakat di Negara-negara berkembang banyak mempunyai
kelemahan dalam kaitannya dengan mentalitas yang diperlukan tersebut. Untuk
mengubah sikap-sikap mental kearah yang sesuai dengan kepentingan pembangunan.
Ø Pembangunan Dalam Tinjauan Teori
Modernisasi
Pembangunan suatu bangsa
tidak hanya menyangkut unsur yang bersifat fisik melainkan juga non fisik.
Mentalitas dan nilai budaya termasuk unsur non budaya yang sangat penting untuk
diperhatikan. Salah satu teori yang menjelaskan tentang pembangunan di
Negara-negara dunia ketiga adalah teori modernisasi. Dalam menjelaskan
pembangunan teori ini melihat mentalitas dan nilai budaya sebagai faktor yang
menentukan dalam pembangunan. Oleh karena itu teori ini oleh Arief Bediman di
sebut sebagai teori yang menggunakan pendekatan psikologi/kebudayaan.
Ø Kelemahan Mentalitas Dan Budaya Masyarakat Indonesia Dalam
Hubungannya Dengan Pembangunan
H.J. Boeke adalah
seorang ahli antropologi aliran subtantivis yang mengkaji mengenai
keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat Indonesia . Boeke sebenarnya juga
mengakui bahwa kemiskinan rakyat Indonesia sebagian juga disebabkan
oleh eksploitasi dan korupsi. Boeke berpendapat bahwa mentalitas tersebut
akibat kurang pendidikan rakyat Indonesia .
Pendapat boeke kemudian berubah. Keadaan ekonomi dualisme (prakapitalisme dan
kapitalisme) di Indonesia
harus dihilangkan. Masyarakat Indonesia
harus didorong untuk bekerja keras. Untuk mencapai hal itu komunismelah yang
dapat menolong masyarakat Indonesia
(Koentjaraningrat, 1990:177-179).
Ø Membina Mentalitas Pembangunan
Mentalitas yang relevan
untuk pembangunan dikatakan oleh koentjaraningrat (1985 ) adalah mentalitas
yang memiliki cirri sebagai berikut : menilai tinggi orientasi masa depan,
hasrat eksplorasi untuk mempertinggi kapasitas berinovasi, orientasi ke arah
achievement dari karya, berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri
sendiri, dan berani bertanggungjawab sendiri.
Ø Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Mentalitas
masyarakat Indonesia
dilihat dari perspektif pembangunan tersebut menunjukkan terdapat sejumlah
mentalitas yang tidak mendukung pembangunan diantaranya adalah pemilikan
motivasi berprestasi yang rendah, tidak memiliki Cara-cara hidup yang tekun
,tidak berorientasi ke masa depan serta tidak kreaktif.
2. Pembangunan
mentalitas yang diperlukan untuk pembangunan tersebut adalah mentalitas yang
memiliki cirri sebagai berikut: menilai tinggi orientasi masa depan, hasrat
eksplorasi untuk mempertinggi inovasi, dan berani bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri.
3. Upaya
pembangunan mental dapat dilakukan melalui pemberian contoh, pemberian
perangsang, penerangan kepada masyarakat dan pengasuhan yang tepat.
Ø Daftar Pustaka
Boediman, Arief. 1989. Sistem Perekonomian Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia.
Hariyono, P. 1994. Kultur Cina dan Jawa Pemahaman Menuju Asimilasi Kultur. Jakarta : Penerbit Sinar
Harapan.
permisi, keliahatan banget kalau copas....hehehehe
BalasHapus