Jurusan di Universitas Negeri Semarang ini mana yang paling menarik?

Kamis, 05 Januari 2012

Artikel analisis sosiologi


MENTALITAS MASYARAKAT INDONESIA
DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN
( Oleh : Moh. Solehatul Mustofa )

*      Analisis Jurnal           :

Ø      Abstrak          

Keberhasilan pembangunan memerlukan persyaratan-persyaratan yang bersifat mental dari suatu masyarakat. Dalam tulisan berikut akan dibahas bagaimana mentalitas masyarakat Indonesia dilihat dari perspektif pembangunan tersebut.

Ø      Pendahuluan

Mentalitas masyarakat Indonesia dalam sejumlah kajian ahli dianggap memiliki beberapa kelemahan. Hal tersebut dapat dilihat dari pandangan H.J. Boeke, Mochtar Lubis dan Koentjaraningrat. Kelemahan tersebut pada intinya memiliki sikap mental yang tidak mendukung bagi usaha-usaha pembangunan.
Pembangunan  bagi suatu bangsa tidak hanya terkait dengan aspek fisik tetapi juga mental dan spiritual. Persyaratan mental yang diperlukan telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli antara lain Mc Clelland dan Roger M. Keesing. Masyarakat di Negara-negara berkembang banyak mempunyai kelemahan dalam kaitannya dengan mentalitas yang diperlukan tersebut. Untuk mengubah sikap-sikap mental kearah yang sesuai dengan kepentingan pembangunan.

Ø      Pembangunan Dalam Tinjauan Teori Modernisasi
Pembangunan suatu bangsa tidak hanya menyangkut unsur yang bersifat fisik melainkan juga non fisik. Mentalitas dan nilai budaya termasuk unsur non budaya yang sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu teori yang menjelaskan tentang pembangunan di Negara-negara dunia ketiga adalah teori modernisasi. Dalam menjelaskan pembangunan teori ini melihat mentalitas dan nilai budaya sebagai faktor yang menentukan dalam pembangunan. Oleh karena itu teori ini oleh Arief Bediman di sebut sebagai teori yang menggunakan pendekatan psikologi/kebudayaan.

Ø      Kelemahan Mentalitas Dan Budaya Masyarakat Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Pembangunan

H.J. Boeke adalah seorang ahli antropologi aliran subtantivis yang mengkaji mengenai keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat Indonesia. Boeke sebenarnya juga mengakui bahwa kemiskinan rakyat Indonesia sebagian juga disebabkan oleh eksploitasi dan korupsi. Boeke berpendapat bahwa mentalitas tersebut akibat kurang pendidikan rakyat Indonesia. Pendapat boeke kemudian berubah. Keadaan ekonomi dualisme (prakapitalisme dan kapitalisme) di Indonesia harus dihilangkan. Masyarakat Indonesia harus didorong untuk bekerja keras. Untuk mencapai hal itu komunismelah yang dapat menolong masyarakat Indonesia (Koentjaraningrat, 1990:177-179).

Ø      Membina Mentalitas Pembangunan

Mentalitas yang relevan untuk pembangunan dikatakan oleh koentjaraningrat (1985 ) adalah mentalitas yang memiliki cirri sebagai berikut : menilai tinggi orientasi masa depan, hasrat eksplorasi untuk mempertinggi kapasitas berinovasi, orientasi ke arah achievement dari karya, berusaha atas kemampuan sendiri, percaya kepada diri sendiri, dan berani bertanggungjawab sendiri.

Ø      Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Mentalitas masyarakat Indonesia dilihat dari perspektif pembangunan tersebut menunjukkan terdapat sejumlah mentalitas yang tidak mendukung pembangunan diantaranya adalah pemilikan motivasi berprestasi yang rendah, tidak memiliki Cara-cara hidup yang tekun ,tidak berorientasi ke masa depan serta tidak kreaktif.
2.      Pembangunan mentalitas yang diperlukan untuk pembangunan tersebut adalah mentalitas yang memiliki cirri sebagai berikut: menilai tinggi orientasi masa depan, hasrat eksplorasi untuk mempertinggi inovasi, dan berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
3.      Upaya pembangunan mental dapat dilakukan melalui pemberian contoh, pemberian perangsang, penerangan kepada masyarakat dan pengasuhan yang tepat.

Ø      Daftar Pustaka

Boediman, Arief. 1989. Sistem Perekonomian Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.

Hariyono, P. 1994. Kultur Cina dan Jawa Pemahaman Menuju Asimilasi Kultur. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.



1 komentar: