proses
sosial dan model sosial
Sebagaimana
dalam perkembangan ilmu alam, ilmu sosial juga berusaha untuk
mensinergikan antara apa yang diamati di lapangan penelitian dan
konstruksi teori sosial tentang hal yang hendak diteliti. Statistika
adalah ilmu yang paling sering digunakan untuk melakukan berbagai hal
yang mungkin diukur dalam sistem sosial. Cara untuk membandingkan
konstruksi teori sosial tersebut dengan apa yang diperoleh di
lapangan adalah dengan membangun model. Pada dasarnya konstruksi
teori sosial dapat secara sederhana disebut sebagai model dari proses
sosial yang diamati.
Namun
memodelkan sebuah sistem sosial bukanlah pekerjaan mudah. Hal ini
didasarkan pada dua hal. Pertama, interaksi kompleks yang terlibat
dalam sistem sosial berarti bahwa hasil dari pemodelan tersebut sulit
untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan biasa (kompleksitas
sintaktik). Kedua, karakteristik dari fenomena sosial seringkali
lebih baik didekati dengan representasi semantik alias pendekatan
secara kualitatif biasa. Persoalannya adalah hal ini sangat sulit
untuk diterjemahkan dalam metode formal, sehingga mengakibatkan
kesulitan melakukan pengecekan dengan teori yang sudah ada selama
ini.
Dalam
ilmu alam, masalah seperti ini tentu sangat mudah untuk diatasi.
Model yang dibangun dapat berbentuk simulasi. Simulasi menangkap
struktur perilaku yang ada di obyek yang diamati untuk kemudian
diujicobakan ke 'miniatur-miniatur' yang dibuat agar dapat
menjelaskan fenomena yang terjadi. Contohnya adalah upaya manusia
dengan berbagai bangunan geometri matematika seperti bola, lingkaran,
balok, dan sebagainya yang dianggap sebagai struktur bentuk di alam.
Bumi kita katakan berbentuk bola, kotak kita anggap berbentuk balok,
lintasan peluru dikatakan berbentuk parabola, dan seterusnya.
Simulasi adalah suatu bentuk model di mana kita dapat
mencobakan/bereksperimen sedemikian hingga dapat mengetahui struktur
yang ada di obyek nyata yang dianalisis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar